Istri
mendapat beasiswa Dikti untuk ambil PhD di University of Leeds, United
Kingdom (UK) mulai akhir Oktober 2013. Untuk kedua kalinya, kami harus
berpisah sementara setelah sebelumnya istri juga kuliah di kampus yang
sama waktu ambil master. Daripada harus berpisah minimal 3 tahun, saya
sebetulnya ingin ikut menemani istri ke UK dengan mengambil cuti diluar
tanggungan negara (kebetulan saya PNS). Karena pertimbangan tertentu,
saya akhirnya tidak ambil cuti tersebut
Pada saat istri kuliah master, anak masih berumur 2 tahun dan tidak dibawa ke UK. Anak diasuh oleh asisten rumah tangga. Untungnya waktu itu, saya dapat tugas belajar di salah satu kampus di Yogyakarta sehingga bisa sambil mengasuh anak. Setelah selesai master, istri kembali bekerja ke kantor asal sambil mempersiapkan diri melanjutkan jenjang S3. Begitu diterima untuk program PhD, istri ingin membawa anak ke UK, meskipun saya tidak bisa ikut. Mulailah kami sibuk mengumpulkan berbagai dokumen sebagai syarat pengurusan paspor dan visa anak-istri. Paspor dan visa istri tidak ada masalah karena sudah pengalaman saat mau berangkat kuliah master. Pengurusan paspor anak di Kantor Imigrasi Yogyakarta juga berjalan lancar. Yang menjadi masalah, saat mau mengajukan aplikasi visa untuk anak, ternyata saya harus ikut juga membuat visa, karena pihak Pemerintah UK tidak mengijinkan istri membawa anak tanpa suami untuk tinggal dan kuliah di sana. Jadi, saya harus membuat paspor dan visa juga sebagai syarat agar anak bisa ikut istri ke UK.
Pada saat istri kuliah master, anak masih berumur 2 tahun dan tidak dibawa ke UK. Anak diasuh oleh asisten rumah tangga. Untungnya waktu itu, saya dapat tugas belajar di salah satu kampus di Yogyakarta sehingga bisa sambil mengasuh anak. Setelah selesai master, istri kembali bekerja ke kantor asal sambil mempersiapkan diri melanjutkan jenjang S3. Begitu diterima untuk program PhD, istri ingin membawa anak ke UK, meskipun saya tidak bisa ikut. Mulailah kami sibuk mengumpulkan berbagai dokumen sebagai syarat pengurusan paspor dan visa anak-istri. Paspor dan visa istri tidak ada masalah karena sudah pengalaman saat mau berangkat kuliah master. Pengurusan paspor anak di Kantor Imigrasi Yogyakarta juga berjalan lancar. Yang menjadi masalah, saat mau mengajukan aplikasi visa untuk anak, ternyata saya harus ikut juga membuat visa, karena pihak Pemerintah UK tidak mengijinkan istri membawa anak tanpa suami untuk tinggal dan kuliah di sana. Jadi, saya harus membuat paspor dan visa juga sebagai syarat agar anak bisa ikut istri ke UK.
Kebetulan saat itu, saya telah selesai tugas belajar dan harus pindah
ke kantor pusat di Jakarta. Karena domisili di Jakarta, saya membuat
paspor di Jakarta (meskipun alamat KTP di Yogyakarta), tepatnya di
Kantor Imigrasi Kelas I Khusus Jakarta Selatan yang berada di Jalan
Warung Buncit Raya Nomor 207, Pancoran, Jakarta Selatan. Sebelumnya saya
mendaftar online melalui website imigrasi dengan
mengisi data-data dan melampirkan dokumen hasil scan, seperti Surat
keterangan dari kantor, KTP, KK, Ijazah/Surat Nikah dan foto. Print out hasil
pendaftaran beserta dokumen asli kemudian saya bawa ke kantor imigrasi.
Setelah mengikuti prosedur yang ada, akhirnya paspor 48 halaman selesai
kira-kira satu minggu sejak berkas pendaftaran diterima lengkap kantor
imigrasi.
Paspor (sumber: foto pribadi) |
Saya mengurus visa tidak sendiri, tetapi melalui agen, yaitu IBEC (Indonesia-Britain Education Centre) yang
berkantor di Wisma BNI 46, Lantai 34-08, Jalan Jenderal Sudirman Kav.1.
Jakarta. Saya menyerahkan dokumen ke IBEC, seperti asli sertifikat
kesehatan, print out buku tabungan yang berisi cetakan tabungan
terakhir, surat ijin atasan, surat keterangan gaji, asli KTP dan KK,
paspor, fotocopi sertifikat tanah (tidak wajib) dan foto berwarna 4×6.
Saat itu, pihak IBEC menyatakan biayanya kira-kira Rp 13 juta. Saya dan
pihak IBEC kemudian sepakat untuk bertemu seminggu kemudian di Kantor PT
VFS Services Indonesia sebagai UK Visa Application Centre di
Lantai 22 Zone B, Plaza ASIA, Jalan Jenderal Sudirman Kav. 59 Jakarta.
Setelah menyerahkan berbagai dokumen dan membayar kurang-lebih Rp 13
juta, saya menunggu untuk panggilan wawancara dan pengambilan sidik
jari. Waktu itu yang mewawancarai saya adalah seorang ibu-ibu. Wawancara
dan pengambilan sidik jari kurang dari 10 menit. Dia menanyakan tempat
dan tanggal lahir saya dan anak, serta tujuan membuat visa. Kata Ibu
tersebut, jika disetujui, visa akan selesai dalam jangka waktu 3 minggu
lagi.
Banyak orang yang menyatakan bahwa pengurusan visa UK terkenal paling
sulit dan ribet. Sudah banyak kejadian, pengajuan visa UK ditolak.
Alhamdulillah, tidak sampai 2 minggu, saya dikabari kalau visa saya dan
anak sudah disetujui dan dapat diambil di agen IBEC. Setelah masalah
visa beres, berikutnya berburu tiket pesawat ke UK untuk dua orang (anak
dan istri). Dapatlah tiket pesawat Etihad Airways rute penerbangan
Soetta - Abu Dhabi – Manchester dengan waktu keberangkatan dari Soetta
kira-kira jam 1 dinihari. Setelah menempuh perjalanan kurang lebih 19
jam, akhirnya anak-istri sampai Manchester, dan dilanjutkan perjalanan
darat dengan kereta selama 2 jam untuk sampai Kota Leeds. Alhamdulillah
selamat sampai tujuan.
Bulan Maret Tahun ini, Saya berencana mengunjungi anak-istri. Waktu
itu, ada 3 maskapai yang saya pertimbangkan, yaitu: Emirates, Etihad dan
Qatar Airways (QA). Harga tiket hampir sama, hanya bandara dan durasi
waktu transit yang berbeda. Akhirnya saya putuskan beli tiket QA dengan
pertimbangan waktu transit yang tidak terlalu lama atau terlalu cepat (2.45 jam) dan waktu return dari
Manchester tidak terlalu pagi atau terlalu malam (Jam 14.00 waktu
Inggris). Saya beli tiket rute Soetta – Doha – Manchester PP di kantor
QA yang berada di Lantai 38 Menara BCA Jalan MH. Thamrin No. 1 Jakarta
Pusat. Sebelumnya saya telepon dahulu untuk konfirmasi harga tiket dan
jadwal keberangkatan. Tujuannya untuk crosscek dengan jadwal dan harga di website QA. Pada saat saya telepon, petugas customer service QA
menyampaikan bahwa hari itu (Jumat, 17 Januari 2014) adalah hari
terakhir promo tiket 905 US dollar untuk keberangkatan tanggal 7 Maret
2014. Akhirnya saat itu juga saya booking tiket dan bergegas ke kantor QA untuk membayar tiket.
Tiket QA Jakarta-Doha-Manchester PP |
Bersambung
No comments:
Post a Comment