Monday, 24 February 2014

KODE ETIK


Etika merupakan istilah filsafat yang berasal dari Bahasa Yunani, yaitu: ethos yang artinya karakter atau kebiasaan. Istilah tersebut berkaitan dengan kepemimpinan yang efektif dalam organisasi, yang dalam hal ini berhubungan dengan kode organisasi yang berisi integritas moral dan nilai-nilai yang konsisten dalam pelayanan kepada asyarakat (Sims,1992). Kode etik (codes of ethics) dapat disebut juga codes of conduct, kode praktik (codes of practice), kredo perusahaan (corporate credos), pernyataan misi mission statements) atau pernyataan nilai (value statements) (Berenbeim, Clarkson & Deck, Driscoll et al., Ethics Resource Center, L’Etang, Murphy, &Stevens, sebagaimana dikutip dalam Schwartz, 2004). 

Beberapa definisi kode etik, yaitu:
1. Kode etik merupakan dokumen formal, tertulis dan jelas yang berisi standar moral yang digunakan untuk memandu pegawai atau perilaku perusahaan (Schwartz, 2004). Definisi tersebut meliputi tiga komponen, yaitu: pertama, standar moral yang diterapkan, yang dapat disebut juga sistem nilai, pedoman, prinsip etika, norma dan kepercayaan atau aturan dasar. Standar moral menyediakan pedoman bagi pegawai untuk memahami perilaku yang diterima secara moral atau tidak layak. Kedua, apa atau kepada siapa standar moral diterapkan adalah perilaku karyawan pada umumnya, termasuk perilaku organisasi. Ketiga, bahwa dokumen tersebut tertulis, jelas (yaitu: berdiri sendiri (stand-alone)) dan formal (yaitu: eksplisit).

2. Kode etik merupakan kumpulan tertulis tentang peraturan, prinsip, nilai dan harapan pegawai, perilaku serta hubungan yang menjadi faktor fundamental untuk kesuksesan operasinya. Kode etik juga sebagai alat komunikasi yang memberi informasi kepada pemangku kepentingan internal dan eksternal tentang hal yang penting di organisasi tertentu, pegawainya dan manajemen (Heathfield, n.d).

3. Menurut London Based Institute of Business Ethics (sebagaimana dikutip dalam Myers, 2003), kode etik meliputi kata pengantar, ditandatangani oleh pimpinan, menjelaskan nilai-nilai yang penting bagi manajemen puncak dalam menjalankan bisnis. Kode etik sebaiknya mencakup area kunci, yaitu:
a. tujuan bisnis dan nilainya;
b. hubungan pegawai, termasuk kondisi pekerjaan, perekrutan, pelatihan, kebijakan diskriminasi dan penggunaan asset perusahaan oleh pegawai;
c. pedoman hubungan pelanggan;
d. pentingnya melindungi investasi yang dibuat oleh pemegang saham atau investor lain;
e. hubungan dengan pemasok;
f. bagaimana perusahaan berhubungan dengan masyarakat serta komunitas bisnis yang lebih luas;
g. Bagaimana perusahaan akan mengimplementasikan kode etik.

4. KPMG (2008) mengemukakan bahwa isi kode etik ada dua, yaitu: pertama, alasan mengadopsi kode etik yang meliputi untuk mematuhi ketentuan legal, untuk menciptakan pembagian budaya, dan untuk melindungi atau meningkatkan reputasi perusahaan; kedua, nilai inti kode etik yang mencakup integritas, kerja sama tim, respek, inovasi dan fokus pada pelanggan.

5. Kode etik adalah pernyataan aturan untuk memandu tindakan sekarang dan masa depan (Weller, 1988). Kode etik mencakup berbagai perilaku etis yang berkaitan dengan pesaing, masyarakat umum, pelanggan, teman kerja dan pimpinan dalam organisasi, bahkan mencakup aktivitas di negara lain.

Moghimi (sebagaimana dikutip dalam Nakhaie, Shariat & Kavouisi, 2011) menyatakan bahwa perilaku etis adalah tindakan yang dilakukan berdasarkan pada alasan dan memiliki aspek manusia. Perilaku etis juga dapat didefinisikan sebagai bertindak dengan cara yang konsisten sesuai pandangan individu dan masyarakat tentang nilai-nilai yang baik. Perilaku etis berdampak positif bagi bisnis dan menunjukkan perhatian pada prinsip moral yang utama, termasuk kejujuran, keadilan, kesetaraan, martabat, keragaman dan hak-hak individu (www.businessdictionary.com). Manajer dapat mengelola etika dengan berperilaku etis, memberikan pelatihan etika, membuat badan etika dan memperkuat perilaku etis. Perilaku tidak etis tidak akan mempengaruhi kinerja perusahaan dalam jangka pendek, tetapi akan mempengaruhi kinerja perusahaan dalam jangka panjang. Banyak kasus menunjukkan bahwa perilaku pegawai yang tidak etis akan melemahkan kinerja perusahaan sehingga muncul pengakuan dikalangan pemimpin bisnis bahwa etika yang baik adalah bisnis yang baik (Chunhua & Yihan, n.d.).

No comments:

Post a Comment