Monday, 24 February 2014

Kode Etik Direktorat Jenderal Pajak (DJP)


Kode etik pegawai DJP berisi kewajiban dan larangan pegawai dalam menjalankan tugasnya serta pergaulan hidup sehari-hari. Kewajiban dan larangan tersebut dijelaskan sebagai berikut:

Setiap pegawai mempunyai kewajiban untuk:
1. menghormati agama, kepercayaan, budaya, dan adat istiadat orang lain;
2. bekerja secara profesional, transparan dan akuntabel;
3. mengamankan data dan atau informasi yang dimiliki DJP
4. memberikan pelayanan kepada wajib pajak, sesama pegawai, atau pihak lain dalam pelaksanaan tugas dengan sebaik-baiknya;
5. mentaati perintah kedinasan;
6. bertanggung jawab dalam penggunaan barang inventaris milik DJP;
7. mentaati ketentuan jam kerja dan tata tertib kantor;
8. menjadi panutan yang baik bagi masyarakat dalam memenuhi kewajiban perpajakan;
9. bersikap , berpenampilan dan bertukar kata secara sopan.

Setiap pegawai dilarang:
1. bersikap diskriminatif dalam melaksanakan tugas;
2. menjadi anggota atau simpatisan aktif partai politik;
3. menyalahgunakan kewenangan jabatan, baik langsung maupun tidak langsung;
4. menyalahgunakan fasilitas kantor;
5. menerima segala pemberian dalam bentuk apapun, baik langsung maupun tidak langsung, dari wajib pajak, sesama pegawai, atau pihak lain, yang menyebabkan pegawai yang menerima, patut diduga memiliki kewajiban yang berkaitan dengan jabatan atau pekerjaannya;
6. menyalahgunakan data dan atau informasi perpajakan;
7. melakukan perbuatan yang patut diduga dapat mengakibatkan gangguan, kerusakan dan atau perubahan data pada sistem informasi milik DJP;
8. melakukan perbuatan tidak terpuji yang bertentangan dengan norma kesusilaan dan dapat merusak citra serta martabat DJP.

KODE ETIK


Etika merupakan istilah filsafat yang berasal dari Bahasa Yunani, yaitu: ethos yang artinya karakter atau kebiasaan. Istilah tersebut berkaitan dengan kepemimpinan yang efektif dalam organisasi, yang dalam hal ini berhubungan dengan kode organisasi yang berisi integritas moral dan nilai-nilai yang konsisten dalam pelayanan kepada asyarakat (Sims,1992). Kode etik (codes of ethics) dapat disebut juga codes of conduct, kode praktik (codes of practice), kredo perusahaan (corporate credos), pernyataan misi mission statements) atau pernyataan nilai (value statements) (Berenbeim, Clarkson & Deck, Driscoll et al., Ethics Resource Center, L’Etang, Murphy, &Stevens, sebagaimana dikutip dalam Schwartz, 2004). 

Keefektifan Kode Etik


Menurut Singh (2011), keefektifan kode etik tergantung pada elemen program etika, yaitu: ditampilkan agar dilihat semua orang (displayed for all to view), dikomunikasikan kepada semua pegawai (communicated to all employees), sebaiknya menginformasikan kepada pegawai baru (should inform new employees), konsekuensi terhadap pelanggaran (consequences for violation), kriteria untuk penilaian kinerja pegawai (criterion for employee appraisal), dukungan terhadap pelapor pelanggaran (support of whistleblowers), merevisi kode etik setidaknya setiap dua tahun (revise a code at least every 2 years), kode etik sebaiknya memandu perencanaan strategis (code should guide strategic planning), memiliki komite etika yang tetap (have a standing ethics committee), memiliki komite pelatihan etika (have an ethics training committee), pelatihan etika untuk semua staf (ethics training for all staff), memiliki ombudsman bidang etika (have an ethics ombudsman), sebaiknya melaksanakan evaluasi etika (should conduct ethical evaluation), pelanggan sebaiknya diberi informasi (customer should be informed), pemasok sebaiknya diberi informasi (suppliers should be informed), kode etik membantu memperoleh keuntungan bisnis (code assists our bottom line), kode etik membantu penyelesaian dilema etika (codes assist with ethical dilemmas), dan kebutuhan terbesar dalam enam bulan terakhir (greater need in the last 6 months).

Friday, 21 February 2014

Kuliah MM UGM

sumber:dokumen pribadi
 Alhamdulillah akhirnya kuliah lagi setelah dapat beasiswa dari kantor. Sebenarnya penginnya kuliah ke luar negeri biar keren, tapi karena skor TOEFL rendah, bahkan sempat diketawain pewancara saat saya bilang mau kuliah ke LN, terpaksa kuliah apa adanya (kuliah di kampus dalam negeri maksudnya). Karena aslinya orang Gunungkidul, pasti pilih kuliah homebase. Bulan April 2011, saya mulai kuliah di MM UGM Yogyakarta. Selama 6 bulan, mulai April sampai September ikut kuliah pra MM sebelum kuliah MM yang sebenarnya. Seperti umumnya kuliah, begitu banyak tugas kuliah yang diberikan dosen, bahkan tidak jarang harus begadang. Kata Dosen Marketing Manajemen, Pak Sahid Susilo Nugroho, kampus yang bagus adalah kampus yang memberi tugas kuliah yang banyak pada mahasiswanya..hehe.

Thursday, 20 February 2014

Pengalaman Membuat Visa UK

Istri mendapat beasiswa Dikti untuk ambil PhD di University of Leeds, United Kingdom (UK) mulai akhir Oktober 2013. Untuk kedua kalinya, kami harus berpisah sementara setelah sebelumnya istri juga kuliah di kampus yang sama waktu ambil master. Daripada harus berpisah minimal 3 tahun, saya sebetulnya ingin ikut menemani istri ke UK dengan mengambil cuti diluar tanggungan negara (kebetulan saya PNS). Karena pertimbangan tertentu, saya akhirnya tidak ambil cuti tersebut