Lebaran tahun ini tidak dapat mudik lagi. Setelah tahun lalu lebaran
di Inggris, pada Jumat tanggal 17 Juli 2015 kemarin, bersama anak dan
istri berangkat ke Jepang. Statusnya sebenarnya menemani istri mengikuti
conference di Kota Yokohama. Visa ke Jepang telah selesai
seminggu sebelum berangkat dengan biaya IDR 330.000 per orang. Pesawat
Air Asia rencananya berangkat jam 08.25 WIB, tetapi kami berangkat dari
rumah (kawasan Pondok Aren, Tangerang Selatan) jam 04.00 WIB. Sampai di
Terminal 3 Bandara Soekarna-Hatta sekitar jam 05.00, dan langsung sholat
Subuh terlebih dulu.
Pesawat berangkat tepat
sesuai jadwal, dan transit di Kuala Lumpur, Malaysia selama kurang lebih
3 jam. Dalam perjalanan Kuala Lumpur - Haneda, istri sebelumnya sudah
memesan makanan 1 kali selama di pesawat. Meskipun porsinya kecil,
tetapi lumayan lah untuk pengganjal perut. Makanan untuk saya dan istri
adalah nasi dengan lauk ayam plus satu botol air minum kecil, sedangkan
anak saya yang berumur 5 tahun dijatah roti. Disisi lain, saya baru tahu
kalau boleh membawa minuman botol dalam pesawat Air Asia karena saya
melihat beberapa penumpang membawa minuman botol. Maklum saja ini
penerbangan pertama dengan Air Asia. Pengalaman sebelumnya naik Qatar
Airways dan Lutfhansa, penumpang tidak diperbolehkan membawa minuman
botol.
Perjalanan selama kurang lebih 7 jam sungguh membosankan. Namanya pesawat low cost carrier, kursi
pesawat terasa sempit dan pasti tidak ada hiburan sama sekali. Selama
perjalanan, kalau tidak tidur, ya ngobrol sama anak dan istri, tidur
lagi, baca majalah Air Asia, ngobrol, tidur lagi. Terus menerus seperti
itu.
Jam 22.50 waktu Jepang, pesawat mendarat dengan selamat di
Bandara Haneda. Alhamdulillah. Setelah melalui antrian panjang di
Imigrasi dan pengambilan bagasi, kami segera bergegas cari bus ke Grand
Park Hotel Panex Tokyo. Sebelumnya, istri mencari informasi ke bagian Tourist Information Center mengenai bus ke arah hotel tersebut. Petugas informasi menyarankan mencari Keihin Express Bus
ke arah Stasiun Kamata di Jalur 11, dan kata petugasnya lagi, kami
hanya punya waktu 5 menit untuk mengejar bus arah Stasiun Kamata
tersebut. Begitu kami sampai ke jalur bus, tepat bus jurusan Stasiun
Kamata masuk line. Berbeda dengan di Indonesia, begitu masuk bus, penumpang harus membayar terlebih dahulu (baik pakai koin maupun kartu pass). Jadi, bus tidak ada kernet/kondekturnya..hehe
Setelah
menempuh waktu kurang lebih 20 menit, bus sampai halte Stasiun Kamata.
Setelah bertanya pada polisi di pos terdekat (dan ternyata polisinya
sangat ramah), kami berjalan kurang lebih 5 menit untuk mencapai Grand
Park Hotel Panex. Meskipun sudah lewat tengah malam, jalanan masih cukup
ramai lalu lalang orang dan kendaraan. Kami tidak begitu khawatir jalan
tengah malam karena Jepang terkenal sebagai salah satu kota teraman di
dunia.
Meskipun dari namanya kelihatan keren, Grand Park Hotel
Panex ternyata hotel kecil. Kalau di Indonesia mungkin bintang 2 atau 3.
Kamarnya terhitung sangat sempit jika dibandingkan kamar hotel sekelas
di Indonesia (sayangnya saya lupa memfoto kamarnya). Fasilitas kamar
sudah standar, misalnya ada AC dan televisi, tetapi tidak ada breakfast. Fasilitas kamar mandi juga sudah standar, seperti handuk, sisir, razor, sikat dan pasta gigi, cotton bud, serta sabun, shampo, conditioner dan sabun cuci muka yang disediakan dalam botol besar. Check in tanggal 18 Juli 2015 Jam 1.00 waktu setempat dan check out tanggal 19 Juli 2015 jam 11.00 waktu setempat kena charge 18.000 Yen. Maklum, Tokyo adalah salah satu kota termahal di dunia.
To be Continued...
No comments:
Post a Comment